Bahaya Kebiasaan Gigit Kuku, Bau Mulut Sampai Infeksi Kulit
JAKARTA (MS) ‐ Saat ada bagian kuku atau pinggir kuku yang tidak rata, alih-alih mencari gunting kuku, sebagian orang memilih untuk menggigitnya. Barangkali ini karena anggapan menggigit kuku lebih cepat dan praktis.
Namun psikolog klinis, Aaron Weiner mengungkap alasan di balik kebiasaan menggigit kuku. Kata dia, orang sebenarnya tanpa sadar menggigiti kuku ketika merasa bosan atau stres.
Apa menggigiti kuku menimbulkan perasaan nyaman?
Pada dasarnya, menggigiti kuku merupakan bentuk distraksi. “Seseorang merasakan energi internal dan menggunakan perilakunya untuk menenangkan diri dan merasa lebih baik,” kata Weiner dikutip dari Livestrong.
Kebiasaan menggigiti kuku umum ditemukan pada anak-anak hingga orang dewasa. Tapi mau berapapun usia Anda, sebaiknya Anda segera menghilangkannya karena ada bahaya-bahaya yang siap mengintai.
Berikut bahaya dan risiko dari kebiasaan menggigit kuku.
1. Bakteri banyak masuk ke tubuh
Tangan merupakan ‘alat transportasi’ bakteri. Bakteri dari berbagai permukaan mulai dari gagang pintu, ponsel, tombol lift, bakal berkumpul di tangan. Pada bagian kuku dan bawah kuku, ini lokasi yang paling mungkin jadi rumah buat beragam bakteri.
Bahkan sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Clinical Microbiology area di bawah satu kuku di sekitar satu ujung jari terdapat ratusan ribu kuman.
Studi pada 2007 yang dimuat di jurnal Oral Microbiology and Immunology menyebut bakteri di bawah kuku termasuk jenis E.coli. Saat Anda menggigiti kuku, kuman-kuman ini masuk ke tubuh dan menginfeksi dengan mudah. Tak heran Anda akan gampang sakit.
“Orang yang sering menggigiti kuku bisa mengalami demam dan sering mengalami infeksi gastrointestinal,” kata Nikhil Bhayani, dokter penyakit infeksi di Texas Health Resource.
2. Risiko infeksi kulit
Menggigiti kuku dan kutikula sekitar kuku bisa menimbulkan sobekan pada kulit. Luka sekecil apapun bisa menjadi pintu masuk untuk bakteri sehingga berisiko menimbulkan infeksi.
“Saat ada gangguan pada lapisan kulit akibat kebiasaan menggigiti kuku, ini bisa membuat bakteri masuk ke lapisan dalam kulit dan mengakibatkan infeksi,” jelas Bhayani.
Infeksi pada area sekitar kuku biasanya berupa kemerahan, kulit melunak dan bengkak. Kuku pun akan mengeras dan menebal. Saat kondisi makin buruk, akan timbul nanah yang menumpuk di sekitar kuku.
3. Merusak gigi dan gusi
“Kebiasaan menggigiti kuku bisa merusak enamel gigi baik keretakan atau patah,” ungkap Heather Kunen, orthodontist dan pendiri Beam Street di Manhattan.
Tak hanya itu, ia berkata kebiasaan tersebut juga bisa membuat bakteri masuk ke sela gigi dan gusi. Bahkan ada laporan yang dipublikasikan di Journal of Periodontology menyebut, orang yang kerap menggigiti kuku mengalami pergeseran rahang.
4. Bau mulut
Meski tidak banyak bukti kuat untuk kasus ini, tetapi mereka yang menggigiti kuku bisa mengalami bau mulut. Kunen berkata saat orang mengonsumsi patogen berbahaya ada risiko infeksi sistemik dan mulut.
“Mengonsumsi mikroorganisme ini secara langsung atau tidak langsung dapat mengakibatkan halitosis atau bau mulut,” imbuh Kunen. (CNN Indonesia).
Tinggalkan Balasan