Demokrat dirusak bendera dan spanduk hingga baliho selamat datang sang ketum, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di Pekanbaru, Riau. Di wilayah yang sama, atribut PDIP juga dirusak. Bahkan perusakan juga menimpa partai berlambang banteng moncong putih itu di Pasangkayu, Sulawesi Barat. Alat peraga kampanye (APK) yang dirusak termasuk baliho caleg PDIP dan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Kedua partai pun menyikapi perusakan baliho itu dengan berbeda. Pasca-‘drama’ kesedihan SBY hingga tangisan Ani Yudhoyono, pagi tadi partai berlambang mirip logo Mercy itu menggelar rapat darurat.
Rapat darurat untuk membahas perusakan baliho dan membuka ‘tabir hitam’ misteri perusakan itu berjalan hingga malam hari. Rapat juga sebagai buntut dari pernyataan Menko Polhukam Wiranto yang menyebut pelaku berasal dari kedua partai, yakni PDIP dan PD.
Sejumlah petinggi Demokrat pun tampak berduyun-duyun merapat ke kediaman SBY di Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan.
“Justru dgn kesimpulan Menko Polhukam yg seolah ‘memvonis PDIP & PD bersalah’ kami akan gelar rapat Selasa, 18 Des 2018 *SBY,” tulis SBY dalam akun Twitter-nya, Senin (17/12).
“Setelah itu, kami akan sampaikan pernyataan pers (seperti yg disampaikan Menko Polhukam hari ini) agar diketahui rakyat Indonesia *SBY,” imbuh dia.
Berbeda dengan Demokrat, PDIP lebih santai menghadapi perusakan itu. Elite PDIP enggan bersikap cengeng dan memilih langsung melaporkan perusakan atributnya ke polisi.
PDIP juga lantas mengimbau para kadernya untuk tidak terprovokasi oleh perusakan itu. Pihak kepolisian dan Bawaslu diminta memberikan perhatian lebih serius lagi terhadap keamanan alat peraga kampanye, baik untuk caleg, partai, dan pasangan capres-cawapres.
“Nggak usah cengeng-cengenglah, kita nggaklah (kayak Demokrat), kita tetap bermain fair, terhadap yang melakukan tindakan anarkis, perusakan itu, tinggal lapor ke pihak keamanan,” ujar Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira saat dihubungi, Selasa (18/12/2018).
“Ya, jangankan di Sulawesi Barat, kami di Jawa Barat, kemudian sebelumnya, sebelum kejadian Demokrat itu sebenarnya kejadian PDI Perjuangan dulu. Baliho kami (milik) Pak Efendi Sianipar itu dirusak. Tapi respons kami kan perusakan itu tidak kami dramatisir,” tambah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.
PDIP pun beranggapan ada pihak yang sengaja membuat gaduh suasana politik. Pihak-pihak itu diduga ingin mengadu domba dan merusak persahabatan antara PDIP dan Demokrat.
“Ada pihak-pihak yang sedang melakukan politik ‘lempar batu sembunyi tangan’ dan politik ‘mengail ikan di air keruh’,” ujar Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno.
Hingga kini, kasus perusakan baliho Demokrat dan PDIP itu masih bergulir di polisi. Untuk kasus perusakan atribut Demokrat di Pekanbaru, Riau, polisi sudah menetapkan tiga tersangka dalam kasus perusakan tersebut. Sedangkan untuk kasus PDIP, polisi masih menelusuri dalang dan pelaku perusakan. (dct)