Dilansir dari Reuters, Minggu (9/12/2018), aksi rusuh demonstran ‘rompi kuning’ tersebut terjadi saat mereka mencoba untuk mencapai gedung-gedung resmi di Kota Brussels, Belgia.
Kerusuhan seperti ini sudah 2 kali terjadi dalam 8 hari aksi protes di Belgia. Polisi Belgia memperkirakan ada sekitar 1.000 orang demonstran yang terlibat bentrok dengan pasukan anti huru hara yang menggunakan water canon dan gas air mata.
Aksi polisi tersebut dilakukan untuk menjauhkan demonstran dari markas Uni Eropa dan kawasan pemerintah Belgia. Polisi pun berhasil mengamankan situasi setelah terlibat bentrok dengan massa selama kurang lebih 5 jam.
Aksi protes di Belgia ini terinspirasi dari gerakan ‘rompi kuning’ di negara tetangga, Prancis yang sudah terjadi selama hampir 1 bulan. Sama dengan di Prancis, massa ‘rompi kuning’ di Belgia juga memprotes biaya hidup dan menuntut penghapusan pemerintah koalisi kanan-tengah Belgia, 6 bulan sebelum pemilihan nasional yang akan diselenggarakan pada Mei 2019 mendatang.
Pengunjuk rasa ‘rompi kuning’ Belgia juga sempat memblokir jalan tol dekat perbatasan Belgia dengan Prancis.
Sebelumnya, sekitar 70 orang ditangkap di ibu kota Belgia, Brussels, pada saat demonstrasi. “Ada sekitar 70 penangkapan setelah pemeriksaan dilakukan sebagai tindakan pencegahan,” kata juru bicara polisi Brussels Ilse Van De Keere seperti dilansir AFP, Sabtu (8/12). (dct)