Sail Nias Perlu Pendampingan Pariwisata Keberlanjutan

Asdep Olahraga, Seni dan Budaya Kemenko Kemaritiman Kosmas Harefa (kiri) ketika mendampingi Menkumham Yasonna Laoly (tengah) melihat persiapan acara puncak Sail Nias di Pelabuhan Teluk Dalam, Nias Selatan, Senin (19/8/2019). (Dokumentasi Kemenko Kemaritiman)

JAKARTA (MS) – Ketua Harian Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (Iskindo) Moh Abdi Suhufan menyatakan, penyelenggaraan Sail Nias 2019  perlu pendampingan yang intensif terhadap pariwisata berkelanjutan agar infrastruktur yang dikembangkan juga tidak sia-sia.

“Concern (perhatian) saya adalah keberlanjutan pendampingan kegiatan pariwisata oleh pemerintah,” kata Abdi kepada Antara di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, pariwisata berbasis masyarakat mesti dikembangkan agar berbagai kalangan warga di sekitar lokasi juga menikmati dampak langsung kegiatan wisata di Nias.

Untuk itu, ujar Ketua Harian Iskindo, strateginya mesti dibangun bersama oleh berbagai pihak tidak hanya swasta, tetapi juga melibatkan masyarakat dan unsur swasta.

“Penetapan sail sebaiknya dilakukan tiga tahun sebelumnya agar pemerintah pusat dan daerah punya waktu untuk membangun infrastruktur,” katanya.

Selain itu, ia juga mengemukakan bahwa durasi waktu yang lebih panjang tersebut juga akan bermanfaat dalam rangka melakukan promosi acara sail.

Sebagaimana diwartakan, persiapan puncak acara Sail Nias 2019 telah mencapai sekitar 80 persen sebelum pelaksanaan pada 14 September mendatang.

Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEK dan Budaya Maritim Kemenko Kemaritiman Safri Burhanuddin menyampaikan capaian tersebut dalam peninjauan lokasi pelaksanaan Sail Nias, di Pelabuhan Baru, Teluk Dalam, Nias Selatan, Rabu (4/9).

“Persiapan Sail Nias ini tinggal 10 hari lagi, pertama-pertama yang kita lihat adalah tempat acara puncak, acara puncaknya kita lihat sudah 80 persen (rampung),” katanya dalam siaran pers.

Meski dianggap persiapan sudah matang, Deputi Safri yang datang bersama dengan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo menjelaskan masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, terutama fasilitas umum seperti pengaturan jalan dan parkir kendaraan serta penginapan para tamu atau pengunjung.

Safri menjelaskan akses jalan masuk ke puncak acara yang sempit menjadi salah satu kendala yang dihadapi. Namun, ia mengatakan akan berkoordinasi dengan kepolisian untuk mencarikan lahan parkir. Terlebih, akan ada 31 bus bantuan dari Kementerian Perhubungan yang akan digunakan dalam puncak acara.

“Ini akan menjadi kreativitas kepolisian dalam mencari lahan parkir, entah itu lahan masyarakat atau yang lain. Karena kalau parkirnya di pinggir jalan akan macet total,” tambahnya. (ant)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed