Stop Tayangan Mata Najwa Terkait PSSI, Sesatkan Publik, Hadirkan Wasit Bodong

Koordinator LAKSI Azmi Hidzaqi

JAKARTA (MS) – Kordinator LAKSI (Lembaga Advokasi Kajian Strategis Indonesia) Azmi Hidzaqi mendesak KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) dan Dewan Pers untuk memberikan sangsi tegas terhadap acara TV tayangan bertajuk ‘Mata Najwa’ yang tayang Rabu (3/11).

Tanyagan itu mengangkat tema “PSSI Bisa Apa jiid 6 : Lagi-lagi Begini”. Acara yang dipandu Najwa Shihab itu di televisi di anggap telah melakukan disinformasi yang bertujuan dapat menyesatkan publik, tayangan Mata Najwa mengandung isi acara tidak fair, menyudutkan, tendensius, dan bias, serta menghakimi terhadap PSSI.

“Seharusnya tayangan Mata Najwa mengangkat isu yang positif, produktif yang berbasis nilai-nilai budaya kita, untuk mendukung kemajuan PSSI agar lebih maju,” ujar Kordinator LAKSI Azmi Hidzaqi, Senin (08/11/2021) dalam siaran persnya ke media.

Disebutkan, tayangan Mata Najwa seharusnya bijak dan objektif dalam mengangkat tema dan isu yang disajikan ke publik. Jangan menggunakan cara – cara yang tidak etis untuk mengkampanyekan kelemahan PSSI. Tayangan mata Najwa dinilai ada kecenderungan tidak independen sehingga menghasilkan berita yang tidak akurat, tidak berimbang dan beritikad buruk.

“Tayangan Mata Najwa sengaja memainkan isu itu untuk agenda setting dalam rangka menggiring opini publik yang dapat menyesatkan, kami menilai tayangan Mata Najwa tidak menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta tidak menjaga profesionalisme pers. Tayangan mata Najwa ini tidak sejalan dengan semangat dan kode etik jurnalistik dan juga berpotensi memperkeruh situasi dan akan berdampak negatif bagi kehidupan persepakbolaan di tanah air,” papar Azmi.

Talk Show Mata Najwa dinilai telah mengandung unsur manipulasi data dan fakta dalam pemberitaannya dengan menyatakan PSSI sudah tidak berdaya dalam menghadapi dan menertibkan mafia pengaturan skor. Pada hal, yang sebenarnya PSSI sangat tegas dalam menjatuhkan sangsi terhadap semua kecurangan yang terjadi selama ini.

“Kami mempertanyakan bagaimana bisa tayangan Mata Najwa begitu nekat dan sengaja menyampaikan informasi yang dinilainya blunder dan menyesatkan kepada publik dengan cara menghadirkan narasumber yang tidak kompeten dan seting acara yang cenderung tendensius ? “Tayangan itu menista karena telah menghadirkan “narasumber” yang bukan benar – benar wasit, dan diragukan seorang yang menjadi narasumbernya, terkesan sekadar kemasan dan setingan, ” ungkap Kordinator LAKSI.

Disebutkannya, LAKSI menilai tayangan Mata Najwa tidak selektif dalam memilih narasumber yang kompeten, kredibel, dan otoritatif sehingga tayangan itu menjadi semacam pengadilan in absentia, serta proyek menyebarluaskan fitnah, kebohongan dan ujaran kebencian terhadap PSSI melalui ujaran narasumber yang tendensius, penuh kebencian, bertentangan dengan bukti dan fakta, serta sarat dengan kebohongan, dan penistaan terhadap PSSI.

Melalui pembawa acaranya Najwa tampak jelas tidak berupaya menguji informasi, tidak memberitakan secara berimbang, mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta tidak menerapkan asas praduga tak bersalah.

Produk tayangan Mata Najwa itu sangat menyesatkan dan membuat berbagai persepsi dari siapapun yang menontonnya akibat penggunaan bahasa yang tendensius, oleh karena itu kami meminta agar siaran tersebut dapat dicabut hak tayangnya karena meresahkan masyarakat dan menimbulkan ujaran kebencian, tutupnya.

Laporan : Azmi

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed