BATUBARA ( MS) – Miris melihat rumah yang ditempat pasturi Julpan (46) dan istrinya Juli (39) bersama 5 orang anaknya di jalan Jogja Kelurahan Tanjung Tiram, Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara.
Rumah tempat tinggal mereka sangat tidak layak huni, selain berlantai tanah atapnya sudah bolong-bolong dan bangunannya nyaris roboh. Julpan yang bekerja sebagai nelayan dengan penghasilan sangat minim hingga untuk biaya makan setiap hari saja hampir tidak cukup.
Akibatnya, tidak ada yang bisa ditabung untuk memperbaiki rumahnya.
Keadaan keluarga Julpan yang sangat miris, ini sepertinya tidak terpantau Lurah dan aparatnya, termasuk aparat Kecamatan Tanjung Tiram.
Melihat kondisi rumah yang sangat tidak layak huni mestinya instansi terkait mendaftarkan kediaman Julpan untuk bantuan “bedah rumah”.
Selama pandemi COVID-19, Julpan tidak mendapat bantuan langsung tunai (BLT) serta program keluarga harapan (PKH).Hanya bantuan beras yang dapat dari pemerintah, itupun cukup dimakan hanya tiga hari saja. Rumah yang ditempati keluarga Julpan merupakan bantuan dari warga setempat.
Pantauan wartawan di lokasi, Selasa (19/10/2021), atap dan lantai rumahnya hampir ditutupi dedaunan merambat.
Balok atap yang menopang asbes yang ditumpu bambu-bambu dalam kondisi keropos. Material kayu balok juga dipasang seadanya.
Sementara, pintu masuk rumah juga sudah keropos dengan engsel pintu bawah terlepas. Sehingga setiap dibuka, kondisi pintu nyaris roboh.
“Kalau hujan rembes dan banjir sampai segini (mengisyaratkan dengan tangan sampai selutut),” kata Julpan.
Julpan mengaku belum mendapat bantuan program beda rumah dari pemerintah.
“Dari dulu belum ada bantuan, belum diajukan juga (untuk bantuan program bedah rumah),” ujarnya.
Ia berharap perhatian pemerintah khususnya Pemkab Batubara agar membantu perekonomiannya.
“Semoga pemerintah mendengar dan melihat keadaan keluarga kami serta dermawan yang berhati mulia,” harapnya.
Laporan : Sutan S
