Walau Persentase Kecil, Tebingtinggi Berupaya Entaskan Anak Stunting

Kesehatan, RAGAM, TebingtinggiDibaca 1,466 Kali
Walikota berikan cendramata

TEBINGTINGGI – Meskipun persentasenya sangat kecil 0,07 % dibanding nasional 30,5 % anak stunting di Tebingtinggi yakni 74 orang dari 15.500 anak yang ada. Namun demikian kami tetap berkomitmen mengentaskan anak stunting tersebut, dan ke depan tidak ada lagi.

Demikian disampaikan Walikota Tebingtinggi H Umar Zunaidi Hasibuan saat pembukaan rakor Gugus Tugas Kota Layak Anak yang dilaksanakan Bappeda Tebingtinggi, Rabu (20/2) di aula Pemko Tebingtinggi.

Kegiatan yang melibatkan 146 orang peserta dari berbagai instansi pemerintah,swasta, BUMN, tokoh adat, agama dan pers dihadiri Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak kementria PP-PA RI Lenny N Rosalin SE.M.Sc.M.FIN.

Disampaikan Walikota, kasus anak stunting di Tebingtinggi, jika dibanding dengan daerah-daerah lain persentasenya sangatlah kecil sekali. Namun Tebingtinggi ingin kasus ini diangka nol, dan untuk itu upaya kami terus menerus memberikan perhatian terhadap anak-anak stunting tersebut secara rutin, petugas kesehatan kami punya data yang lengkap, dan mengetahui secara percis rumah tempat tinggal, dan tidak ada kendala untuk mengentaskanya,

Pemerintah Kota Tebingtinggi dengan segenap jajaranya dalam menangani masalah anak tidak saja dalam kasus stunting, tetapi juga mencakup secara keseluruhan diantaranya menyiapkan sarana dan prasarana anak bermain baik disekolah-sekolah dan tempat-tempat sarana umum di keluarahan maupun kecamatan, meskipun tidak terlalu besar karena lahan yang terbatas,yang memang menjadi prtoblem sebuah perkotaan katanya.

Bagian lainya disampaikan Walikota tempat-tempat sarana umum dan perkantoran saat ini telah menyiapkan ruangan Lacktasi bagi ibu-ibu yang ingin menyusui, termasuk juga di kantor Balai Kota Tebingtinggi.

Selain hal tersebut, untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak mengenyam pendidikan Pemerintah Kota Tebingtinggi mewajibkan pendidikan 12 tahun bagi anak-anak Tebingtinggi dan tidak alasan tidak sekolah karena tidak ada biaya.dan menyiapkan bus sekolah geratis.

Dan kami sampaikan pula kepada Ibu Deputi bahwa Tebingtinggi punya anak yang berprestasi atas nama Siti Hadijah pelajar SMAN-I yang dinobatkan sebagai Duta Baca dan berhasil membuat buku yang berjudui Protek dan telah dibaca 7 juta orang, dan suatu bukti kami senantiasa memberikan perhatian dan pembinaan secara terus menerus terhadap anak.katanya.

Di Tebingtinggi saat ini terdapat 54.000 anak usia 0 -18 tahun dan sebagai satelitnya Kota Medan dan kota lintasan ke arah manapun, kami juga menyiapkan sarana untuk keamanan anak-anak terutama di zona sekolah bekerjasama dengan Satlantas Polres Tebingtinggi, serta mewajibkan bagi orang tua untuk menjemput anak-anaknya di sekolah dan kami berharap dari paparan yang kami sampaikan selayaknya pula Tebingtinggi menjadi sebuah Kota Layak Anak di Sumatera Utara.

Pada kesempatan tersebut Walikota berkenan memberikan souvenir kepada Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Lenny.N.Rosalin diantara tas belanja dari anyaman daun tikar sebagai salah satu upaya komitmen Tebingtinggi mengurangi sampah plastik sebagai Kota peraiah piala Adipura di Sumut.

Sementara Deputi bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian PP-PA RI Lenny N.Rosalin mengatakan, hak anak itu harus diperoleh dan dipenuhi setiap anak dan yang memberi adalah setiap orang dewasa, dan ini berlaku diseluruh dunia sesuai dengan konfensi hak anak termasuk di Indonesia dan Kota Tebingtinggi, dan supaya diingat bahwa mahluk yang paling rentan di muka bumi adalah anak.

Disampaikan, saat sekarang ini harus dilakukan percepatan atau provokatif, kalau selama ini posneling satu mari sama-sama kita maju dengan posneling empat, karena kita sama-sama ingin menjadikan anak Tebing Tinggi lebih sehat dan maju dan dilakukan secara bersama-sama tidak boleh ada yang tertinggal.

Kota Tebingtinggi yang merupakan kota Satelit Kota Medan, dan Tebing Tinggi punya 54.000 anak dan ini tingkat kota, camat dan lurah juga harus tau berapa jumlah anak wilayahnya agar tidak terlewatkan satu orang anakpun yang memperoleh haknya.

Selain itu yang perlu menjadi perhatian meskipun dunia usaha di Tebingtinggi sudah ikut terlibat membina anak, namun para dunia usaha harus membentuk assosiasi perusahaan sahabat anak, ada 3 peran dunia usaha yakni policy, produk dan program dan dunia usaha diakui dunia yang pertama peduli terhadap hak anak diluar pemerintahan dan ini selalu dipertanyakan apa peran dunia usaha.

Dikatakan memenuhi hak-hak anak ini bukan karena disusruh Presiden tetapi memang secara globalpun ini selalu dibahas, dan bukan hal baru karenanya berbagai regulasi dibuat Pemerintah, dan saat ini kita sudah mengimplementasikanya di 415 kabupaten/kota di Indonesia.

Dan saat ini selain kita harus memenuhi hak anak, juga harus pula mengantisipasi terjadinya kasus kekerasan terhadap anak dan ini bisa saja terjadi dimana saja dirumah tangga sendiri juga disekolah atau ditempat umum juga harus mendapatkan perlindungan, jangan sampai terlena dengan hal-hal ini.

Banyak hal yang harus mendapatkan perhatian terhadap perlindungan terhadap anak, dan jika Tebingtinggi dengan 54.000 anak-anak ingin maju dan berkembang,mari bantu Wali Kota dan kerja keroyokan dan menjadi kota layak anak dimulai dari RT,RW itu jauh akan lebih baik sampai ketingkat nasional, kata Deputi.

Laporan : red

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed