JAKARTA (MS) – Polisi terlibat bentrok dengan demonstran ‘rompi kuning’ di Paris, Prancis dalam unjuk rasa yang memprotes tingginya biaya hidup. Akibatnya, 30 orang demonstran terluka.
Dilansir dari Reuters, Minggu (9/12/2018), para pengunjuk rasa sempat terlibat saling kejar dengan aparat kepolisian. Polisi yang bergerak dari arah Champs Elysees menuju lokasi lain di bagian kota yang dipenuhi oleh demonstran yang menghalangi polisi dengan memarkirkan mobil, tempat sampah, hingga membakar kayu.
Pihak berwenang mengatakan ada sekitar 8 ribu orang yang berdemonstrasi di Paris, di mana 600 orang telah digeledah dan ditangkap polisi. Lebih dari 500 dari mereka tetap ditahan setelah polisi menemukan senjata berbahaya seperti palu, alat pemukul bisbol, hingga bola logam yang mereka bawa.
Sementara itu, jumlah demonstran di seluruh Prancis lebih banyak lagi. Setidaknya ada sekitar 31 ribu orang yang berdemonstrasi di seluruh Prancis.
Polisi menembakkan gas air mata, water cannon dan kuda untuk meredam aksi para pengunjuk rasa. Jika dibandingkan dengan aksi yang terjadi pada pekan lalu, kekerasan lebih sedikit terjadi pada aksi kali ini.
Pekan lalu massa aksi yang rusuh sempat membakar 112 mobil dan menjarah toko-toko. Hal ini menjadi kerusuhan terburuk di Paris sejak Mei 1968.
“Kami berlutut dan mereka menembakkan gas air mata ke arah kami. Saya beritahu Anda, semuanya akan meledak malam ini,” kata salah seorang massa aksi Yanis Areg (21), dari pinggiran kota Paris, Montfermeil.
Kepada Reuters, salah seorang sumber polisi mengatakan bahwa dia takut hal-hal di luar kendali dari massa aksi akan terjadi setelah malam tiba. (dct)