Kasus All England, RI Laporkan BWF ke Arbitrase Internasional

NASIONAL, SPORTDibaca 615 Kali
Ketua Umum NOC Raja Sapta Oktohari akan melaporkan BWF ke CAS. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

JAKARTA (MS) — Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC), Raja Sapta Oktohari akan melaporkan kasus yang dialami Indonesia di All England ke Pengadilan Arbitrase Olahraga Internasional (CAS).

Segala upaya dilakukan pihak Indonesia, salah satunya NOC, untuk mendapatkan keadilan terkait kasus yang menimpa tim Indonesia di All England.

“Kami melihat apa yang dilakukan BWF sangat tidak profesional. Kami sudah komunikasi dengan PBSI, Kemenpora, Kemenlu, Asian Badminton Federation dan kami akan teruskan skandal ini ke Pengadilan Arbritase Olahraga Internasional,” kata Raja Sapta Oktohari.

BWF sebelumnya memberikan pernyataan bahwa tim Indonesia tak bisa melanjutkan turnamen All England setelah mendapatkan email dari National Health Service (NHS) Pemerintah Inggris untuk melakukan isolasi selama 10 hari.

Hal itu dikarenakan saat penerbangan ke Inggris pada Sabtu (13/3) lalu, terdapat penumpang yang dinyatakan positif covid-19 dalam pesawat ditumpangi tim Indonesia.

“Karena apa yang dilakukan [BWF] telah melukai masyarakat indonesia, yang notabene merupakan aset terbesar cabor badminton. Apa begini BWF menjaga aset terbesarnya,” ucap Raja Sapta Oktohari.

Raja Sapta Oktohari berharap BWF meminta maaf dan bertanggung jawab terhadap atlet Indonesia yang sampai hari ini masih dikarantina di Birmingham.

“Kami akan teruskan stakeholder ke OCA [Dewan Olimpiade Asia] dan IOC [Komite Olimpiade Internasional] supaya kejadian tidak terulang. Target utama kita memastikan apa yang terjadi di Indonesia tidak diulangi oleh BWF dan BWF harus tanggung jawab atas kelalaian dan keteledoran,” ucap Raja Sapta Oktohari.

Raja Sapta Oktohari menegaskan bahwa apa yang dialami atlet Indonesia akan menjadi catatan dunia terkait ketidakprofesionalan BWF.

“Tak ada celah bagi mereka untuk saling menyalahkan, ini fakta, bahwa anak-anak kita diperlakukan seperti yang diketahui. Ini jadi catatan dunia dan komplen ketidakprofesionalan BWF,” kata Raja Sapta Oktohari.

Raja Sapta Oktohari pun yakin arbitrase salah satu opsi yang bisa diambil bagi Indonesia untuk mendapatkan keadilan.

“Kemarin kita sudah komunikasi dengan Asian Badminton Federation, layangkan surat kepada BWF dan NOC Inggris. Kami komunikasi dengan OCA dan IOC, terkait skandal di All England dan ini tidak akan berhenti di sana sampai BWF mengakui ketelodoran ini disebabkan mereka dan mereka wajib minta maaf ke masyarakat Indonesia. Kita butuh keadilan dan transparansi terkait atlet kita,” kata Raja Sapta Oktohari.(CNN Indonesia).

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed