Kronologi Indonesia Mundur dari Piala Thomas dan Uber 2020

NASIONAL, SPORTDibaca 1,000 Kali

JAKARTA (MS) ‐ Indonesia memutuskan mundur dari Piala Thomas dan Uber 2020. Berikut kronologi pengunduran diri tersebut.

Hendra Setiawan yang merupakan kapten Tim Thomas Indonesia menyatakan bahwa sejumlah pemain mulai menyuarakan kegelisahan tentang perkembangan corona di seluruh dunia yang belum juga menunjukkan kabar bagus.

“Minggu lalu anak-anak banyak yang ngomong kalau di sana kena [corona] bagaimana karena kasusnya belum turun. Akhirnya kami bertemu Susy [Susanti] dan Pak Budi [Achmad Budiharto].”

“Mereka mengerti kondisi pemain karena menyadari pemain yang bakal menghadapi kondisi pertandingan,” tutur Hendra kepada CNNIndonesia.com.

Manajer Indonesia Achmad Budiharto memantau latihan tim. Achmad Budiharto dan jajaran pengurus mendengarkan dan menerima keresahan pemain soal situasi corona hingga akhirnya batal berangkat ke Piala Thomas dan Uber 2020. (CNN Indonesia/Putra Permata Tegar).

Hendra mengakui bahwa kebimbangan para pemain sudah menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia tak semestinya berangkat.

“Dalam pertandingan seperti Piala Thomas, pemain harus benar-benar fokus. Sebelum main kami harus memikirkan protokol kesehatan plus memikirkan strategi menghadapi lawan.”

“Hal itu bisa memecah konsentrasi. Kalau dari hati sudah setengah-setengah tentu bakal susah,” ucap Hendra.

Setelah pertemuan pertama dengan Susy dan Budi, sejumlah perwakilan pemain kembali bertemu dengan jajaran pengurus.

“Perwakilan pemain bertemu Wakil Ketua Umum [Alex Tirta]. Kami sampaikan lagi bahwa situasi yang ada,” tutur Hendra.

Hendra sendiri mengakui bahwa pandemi corona membuat dirinya tidak mantap untuk pergi ke luar negeri mengikuti turnamen.

“Terus terang saya juga takut bila ada apa-apa di sana. Mungkin atlet kuat tetapi kan tidak tahu apa yang mungkin terjadi,” kata Hendra.

Banner Live Streaming MotoGP 2020
Budi yang menjabat sebagai Sekjen PBSI juga mengakui bahwa pertimbangan faktor keselamatan atlet Indonesia jadi yang utama di balik keputusan tersebut.

Selain itu Budi melihat bahwa tata cara dan pihak bertanggung jawab soal kemungkinan risiko terkena corona.

“BWF memberitahukan soal tes swab tiga hari jelang keberangkatan lalu prosedur tes swab di sana. Namun belum dijelaskan siapa nanti yang bakal bertanggung jawab bila ada pemain yang positif di sana?” kata Budi.

Budi juga menimbang banyak risiko yang menyulitkan dari aspek teknis bila memilih berangkat ke Piala Thomas.

“Misal salah satu pemain ganda kita terkena corona. Lalu harus diisolasi di rumah sakit dan satu pemain lainnya tentu jadi susah bermain karena tidak punya pasangan. Tim pun jadi pincang karena kuota pemain juga jadi terbatas,” ujar Budi.

“Namun yang paling utama keputusan mundur dari Piala Thomas dan Uber adalah pertimbangan kesehatan dan keselamatan pemain.”(CNN Indonesia).

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed