
TAPANULI SELATAN (MS) – Wakil Ketua I DPD KNPI Tapanuli Selatan (Tapsel) Ady Syahputra H Nasution mengecam dan sangat menyesalkan tindakan beberapa oknum yang dinilai telah memperkeruh proses pembangunan PLTA Sipirok, Marancar dan Batangtoru (Simarboru) Tapsel.
“Pasalnya mereka selalu membawa-bawa isu Lingkungan Hidup, Kehutanan hingga rawan bencana yang kami nilai untuk menggagalkan pembangunan infrastruktur PLTA Simarboru tersebut. Padahal oknum-oknum tersebut menyajikannya berdasarkan informasi keliru, tidak lengkap dan menurut kami tidak benar,” ungkapnya kepada wartawan, Jumat (8/2).
Karena menurutnya adanya PLTA Simarboru merupakan solusi krisis energi di daerah Sumatera Utara, bahkan PLTA Simarboru bisa menutupi pasokan listrik seluruh Sumatera.
Bahkan beberapa wilayah di Sumut seperti di Tapsel sendiri masih banyak daerah mengalami pemadaman listrik akibat kurangnya pasokan daya. Jadi dengan hadirnya PLTA Simarboru dapat meningkatkan pasokan listrik. Seharusnya kita apresiasi pembangunan PLTA tersebut, ujarnya.
Selain itu lanjut Ady, kehadiran PLTA dapat menghemat biaya anggaran pemerintah, sehingga biaya sewa kapal pembangkit listrik atau Marine Vessel Power Plant (MVPP) dengan kapasitas daya 240 MW yang disewa oleh PT PLN dari Pemerintah Turki, sebutnya.
Ia menjelaskan, tentunya dengan kehadiran PLTA Simarboru yang memiliki kapasitas daya 510 MW yang menurut rencana akan rampung di tahun 2022 nanti, maka kapal pembangkit listrik dari Pemerintah Turki dapat dihentikan, tuturnya.
Dijelaskan juga, dampak pembangunan PLTA untuk lingkungan dinilai tidak ada ancaman, karena lokasi pembangunan PLTA tersebut terletak di kawasan Marancar dan Sipirok, bukan kawasan hutan tetapi masuk dalam kawasan Areal Pegunungan Lain (APL). Dan menurutnya para ahli telah melakukan Analisis Dampak Lingkungan (Amdal).
“Pembangunan PLTA tersebut sebelumnya kan sudah dikaji lebih mendalam sesuai persyaratan nasional maupun internasional. Bahkan PLTA ini sangat memperhatikan kelestarian kawasan lingkungannya. Terbukti, mereka menanam berbagai pohon lokal untuk memperkaya tanaman yang multifungsi pada koridor satwa,” ucapnya.
Bahkan menurut Ady sekarang para oknum-oknum ini getol mengkampanyekan isu bencana. Karena menurut mereka daerah Batangtoru berada di patahan (sesar) bumi aktif. Jadi menimbulkan asumsi jika gempa datang bangunan bendung akan hancur dan dampak bendungan hancur maka air yang ditampung kolam bendung mengakibatkan banjir yang besar.
Ia berpendapat jika ada yang menyangka pembangunan proyek sebesar PLTA tidak dilandasi kajian gempa adalah pandangan keliru.
“Pihak PLTA telah membuat mitigasi resiko bencana, selain itu fisik bendungan tentunya didesain dengan building code yang berlaku. Dan melibatkan ahli berkompeten untuk itu,” paparnya.
Untuk Ady mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung proses pembangunan PLTA Simarboru yang merupakan pembangunan strategis nasional dan PLTA Simarboru bisa menutupi pasokan listrik seluruh Sumatera, tandasnya.
Tapi saat disinggung siapa oknum-oknum yang dimaksud tersebut. Ady enggan untuk memberikan komentar.
Laporan : Iwansumadi